Tertarik mengiklankan website bisnis Anda di Google? Bagus! Itu artinya Anda sudah selangkah lebih maju dalam menjalankan strategi online marketing.
Tapi, sebelum terburu-buru mengeksekusi rencana itu…. Ada satu pertanyaan yang harus Anda jawab, yaitu:
Apakah Anda sudah punya landing page?
Jika sudah, selamat! Anda bisa teruskan rencana Anda. Silakan baca tutorial Google Adwords untuk tahu cara-cara beriklan di Google. Di sana, ada beberapa tips dan trik yang juga bisa Anda terapkan.
Jika belum punya landing page? Hmm, sayang sekali. Anda perlu tunda dulu keinginan untuk mengiklankan website. Sebagai gantinya, coba baca artikel ini sampai tuntas.
Baca alasan pentingnya memiliki landing page sebelum beriklan di artikel ini.
Di sini, Anda akan dapatkan inspirasi untuk buat landing page Anda sendiri. Kami telah mengumpulkan contoh landing page website dari berbagai ecommerce dan startup terkemuka.
Tak cuma itu saja, Anda juga akan dapatkan insight mengapa contoh landing page tersebut bisa dibilang menarik.
7+ Contoh Landing Page yang Menarik
Di bawah ini, Anda bisa temukan analisis soal landing page menarik. Selain menyebutkan tips yang bisa Anda terapkan untuk membuat landing page, Anda juga akan melihat beberapa kemungkinan A/B testing yang bisa dilakukan.
Tanpa basa-basi lagi, mari mulai bahasan contoh landing page WordPress.
1. Zalora
Sebagai sebuah retail fashion online besar di Asia, jelas sudah tujuan Zalora untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Salah satu caranya adalah dengan memberikan potongan harga. Jika perlu, potongan harga yang diberikan bertepatan dengan momen-momen tertentu. Harbolnas, contohnya.
Secara strategis, Zalora menawarkan itu melalui landing page khusus. Terdapat foto berisikan satu lelaki dan tiga perempuan dengan style fashion berbeda. Elemen angka 12 bisa dilihat di sekitar foto tersebut. Tidak hanya menarik mata, Zalora berusaha meneguhkan citranya sebagai ecommerce yang memenuhi segala jenis selera berpakaian.
Tepat di atas gambarnya, Zalora kembali menegaskan promo Harbolnas dengan headline: Pilihan Terbaik Dalam Event Sale Ini! Disusul dengan subheadline: “Lihat apa yang anda lewatkan dan dapatkan sekarang!” Kata-kata inilah yang mendorong pengunjung untuk buru-buru mengecek produk yang ditawarkan Zalora. Strategi ini berhasil menciptakan sense of urgency hingga mempercepat konversi.
Lalu, untuk mempermudah pencarian produk terdapat dua tombol CTA. Shop Wanita di sebelah kiri, mewakili target pasar utama yang disasar. Baru kemudian Shop Pria di sebelah kanan.
Elemen bisa ditiru dari contoh landing page Zalora:
- Buat sense of urgency dalam bentuk copy.
- Gunakan foto sebagai background landing page.
- Gunakan foto orang untuk menarik perhatian dan mewakili target pasar yang disasar.
- Tombol CTA sudah spesifik dan memudahkan pelanggan.
Opsi A/B Testing:
- Tombol CTA perlu diberi warna lebih kontras. Warna putih dan sedikit transparan, misalnya, agar lebih kentara.
2. Kolase
Kolase merupakan sebuah platform crowdfunding khusus untuk musik. Ada dua fitur utama yang ditawarkan platform satu ini. Pertama, yaitu campaign. Lewat fitur ini, pencipta karya bisa bercerita soal proyek musik terbaru dan mencari dukungan dari penggemarnya. Musisi juga bisa menggalang dana untuk mewujudkan karya tersebut.Sebagai gantinya, fans akan mendapatkan merchandise eksklusif atau barang lain berkaitan dengan proyek berjalan.
Fitur kedua adalah polling. Seperti namanya, fitur ini memudahkan campaigner dan artist melakukan survei selera pasar. Cara ini tentunya jauh lebih mudah daripada hanya mengira-ngira dan membuat karya yang belum tentu disukai.
Kedua fitur inilah yang kemudian di highlight dalam landing page Kolase. Secara gamblang, kedua CTA bertuliskan Buat Campaign dan Buat Polling dipasang di bawah headline yang catchy. Desain landing page macam inilah yang patut jadi panutan Anda. Simpel, estetis, dan action-oriented.
Elemen bisa ditiru contoh landing page Kolase:
- Tombol CTA yang spesifik dan menonjolkan dua fitur website Kolase.com.
- Penggunaan tanda pagar #BikinNyata, yang mudah diingat, sebagai bagian headline.
- Penggunaan foto yang hidup sebagai latar belakang homepage.
- Navigasi lengkap disederhanakan dalam bentuk expanded menu Explore. Menu semacam ini membuat pengunjung lebih fokus ke dua CTA yang ditampilkan.
3. Tiket.com
Siapa yang tak tahu Tiket.com? Kombinasi warna biru-kuning serta lingkaran sudah pasti sering Anda temui. Entah itu di materi promosi digital, maupun billboards besar di pinggir jalan. Elemen-elemen ini juga yang tak absen dalam landing page-nya.
Tak sembarangan meletakkan elemen brandingnya, Tiket.com sengaja menaruh kesemua ini di bagian paling strategis: bagian header di bawah menu utama. Di sana, terdapat informasi diskon dalam bentuk slider. Desain info terbilang sederhana. Ilustrasi di dalam lingkaran kuning yang tak terlalu besar. Di sebelah kanannya, ada keterangan akomodasi dan diskon yang diberikan.
Baru di bawah info tersebut, terdapat form yang cukup lengkap soal jenis layanan yang ditawarkan. Untuk formulir pesawat dan hotel, landing page tidak akan dimuat ulang (reload). Sedangkan untuk kereta api, sewa mobil, dan hiburan, landing page akan merujuk Anda ke halaman khusus.
Perpaduan antara slider dan formulir ini sangat bisa Anda contoh untuk desain landing page. Apalagi adanya tombol WhatsApp di sebelah kanan yang memudahkan pelanggan untuk bertanya. Intinya, sediakan semua kebutuhan calon pelanggan dalam satu halaman.
Elemen yang bisa ditiru dari contoh landing page Tiket.com:
- Informasi promo diletakkan dalam bentuk slider. Dengan cara ini, formulir di landing page tidak akan terganggu atau te-reload secara tidak sengaja.
- Opsi pencarian lengkap tersedia dalam satu landing page.
- Elemen whitespace memberi kesan halaman yang lapang.
Opsi A/B Testing:
- Menu utama ━ Pesawat, Hotel, Kereta Api, Sewa Mobil, dan Hiburan ━ tidak perlu ditampilkan. Ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan user keluar dari landing page. Toh, menu yang sama sudah tersedia di bagian utama halaman.
4. Candi Borobudur
Sudah banyak tempat wisata yang memiliki web. Tapi bagaimana dengan web dengan desain simpel, user-friendly, disertai landing page menarik? Barangkali web milik PT. Taman Wisata Candi ini masuk dalam kategori itu.
Landing page web langsung menyita perhatian pengunjung dengan tampilan video footage-nya. Karena video pula, rasanya pengunjung tak keberatan menghabiskan beberapa detik untuk menyaksikan video sampai usai.
Tepat di bawah headline, terdapat form dengan nuansa warna keemasan. Ada tiga kolom utama di form tersebut. Pertama, memberikan opsi candi apa yang ingin dikunjungi. Kedua, jenis wisatawan yang memesan tiket. Lalu, ketiga, tombol CTA itu sendiri.
Elemen yang bisa ditiru dari contoh landing page Candi Borobudur:
- Video footage sebagai background header. Sebuah cara apik untuk menarik perhatian dan memperlama waktu berkunjung web.
- Formulir pemesanan tiket yang simpel dan user-friendly.
Opsi A/B Testing:
- Perlu terjemahan headline Inspiring Heritage of Indonesia di halaman khusus bahasa Indonesia.
- Tombol CTA perlu diubah ke versi yang lebih ramah. Misalnya, Cek Harga atau Lihat Tiket. Kata-kata ini lebih tidak menyeramkan dibandingkan dengan Beli.
5. Shopback
Di Indonesia, platform khusus diskon dan promo memang sudah cukup banyak. Tapi rasanya baru Shopback yang bisa bekerja sama dengan 2000 brand lokal dan internasional. Dengan jaringan Shopback di negara-negara Asia Pasifik ━ Singapura, Malaysia, Filipina, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Australia ━ Shopback telah memberi total cashback sebesar U$30 juta.
Sebagai pendatang baru, Shopback sadar bahwa kepercayaan calon pelanggan perlu dibangun. Maka dari itu, meletakkan berbagai logo brand partner merupakan langkah yang amat strategis. Dengan begitu, calon pelanggan sadar bahwa platform ini serius berpartner dengan banyak brand ternama. Selain itu, calon user bisa tahu promo apa saja yang bisa didapatkan lewat Shopback.
Banyaknya pilihan membuat platform ini menampilkan beberapa info cashback sekaligus. Keputusan ini tak salah. Apalagi jika dieksekusi dengan baik. Beberapa info yang dimaksud ditampilkan dalam bentuk slider. Setiap slider memuat satu promo spesifik, lengkap dengan komposisi desain yang ideal. Headline, keterangan, CTA, dan sedikit ilustrasi pendukung.
Elemen yang bisa ditiru dari contoh landing page Shopback:
- Beberapa informasi diskon dan CTA spesifik tersedia dalam slider.
- Logo brand dan platform partner dipasang di bawah bagian utama click-through landing page. Peletakan logo memancing rasa percaya dari pengunjung dan calon user.
- Kategori produk disederhanakan dalam bentuk expanded menu.
- Menu utama fokus pada promo-promo yang sedang berlangsung.
6. Ruang Guru
Katakanlah, anak atau kemenakan Anda sedang mencari tempat bimbingan belajar. Apa yang pertama kali Anda pikirkan? Biaya. Bukan kualitas guru atau mata pelajaran apa saja yang dileskan. Tapi, biaya. Betul, kan?
Pertanyaan inilah yang kemudian dijawab langsung lewat landing page Ruang Guru. Seperti gambar di atas, Ruang Guru menyediakan form dengan dua kolom pilihan yang bisa dikustomisasi. Kolom di sebelah kiri memberikan opsi jenjang kelas dari SD hingga persiapan universitas. Di sebelah kanannya, terdapat durasi bimbingan belajar yang diinginkan.
Biaya bimbel seketika muncul di bagian bawah. Tepat ketika Anda menyesuaikan jenjang kelas dan durasi paket langganan. Desain form semacam ini cukup friendly bagi user. Mereka tak perlu membaca satu per satu daftar harga untuk kelas yang diperlukan.
Elemen yang bisa ditiru dari contoh landing page Ruangguru:
- Pembagian space untuk informasi dan form yang seimbang.
- Dalam subheadline terdapat kata-kata yang menambah kepercayaan calon pelanggan: …yang telah dipercaya lebih dari 15.000.000 pelajar dan lebih dari 300.000 guru di Indonesia.”
- Foto brand ambassador memperkuat reputasi dan kepercayaan pada brand.
- Penyebutan fitur yang ditawarkan dalam bentuk ilustrasi sederhana.
- Form yang responsif dan user-friendly.
Opsi A/B Testing:
- Menu Home sebaiknya dihapus karena tidak efisien. Navigasi yang sama bisa dilakukan dengan mengklik logo Ruang Guru.
7. Mokapos
Waktu adalah cuan. Kami rasa itulah yang jadi landasan desain landing page milik Moka POS. Bukan hanya karena produk yang dijual berkaitan dengan uang. Namun Moka POS sadar betul bahwa semakin singkat waktu yang dibutuhkan user untuk memahami produk, semakin cepat dan banyak konversi yang didapat.
Jadi, rasanya sangat tepat kalau landing page ini menyajikan semua info yang pengunjung butuhkan. Misalnya, ilustrasi produk Moka POS yang dibuka melalui desktop, tablet, dan ponsel. Headline padat yang berhasil menjelaskan fungsi produk Moka secara jelas.
Kemudian, disusul dengan dua tombol URL. Pertama, tombol Coba Gratis Sekarang yang membawa pengunjung ke halaman pembuatan akun. Seketika Anda mengisi form yang diperlukan, Anda bisa menggunakan aplikasi Moka POS selama 14 hari.
Kalaupun belum yakin, Anda bisa mengklik tombol URL Tonton video kami. Tombol ini memunculkan pop-up berisi video footage. Di sana, Anda bisa tahu lebih dalam tentang visi dan misi Moka sekaligus manfaat yang bisa didapat dengannya.
Elemen yang bisa ditiru dari contoh landing page Moka:
- Latar gambar berhasil menggambarkan produk dan cara penggunaannya.
- Headline sangat menarik.
- Tombol CTA sangat mengundang user potensial.
- Terdapat opsi tonton video tanpa meninggalkan landing page (pop-up).
Opsi A/B Testing:
- Kata-kata “…mempercepat proses penjualan…” agak sulit dibayangkan. Bagaimana jika tidak ada pelanggan? Apakah proses penjualan bisa lebih cepat? Maka dari itu, coba ubah kata-kata menjadi “mempersingkat proses penjualan” atau “memudahkan proses penjualan”.
- Sederhanakan menu utama di halaman. Tampilkan menu yang benar-benar mendukung program coba gratis. Kalau tidak begitu, kemungkinan calon user untuk keluar dari landing page sangat besar.
8. Bareksa
Bareka merupakan portal marketplace reksadana. Perusahaan ini menawarkan empat macam produk, yaitu data market (data soal reksa dana, saham, dan obligasi), alat investasi (aplikasi digital untuk mencari, mengolah, dan menganalisis data), berita & analisis, serta platform investasi online.
Bagi orang awam, kesemua produk Bareksa ini bisa jadi membingungkan. Maka dari itu, form pilih reksa dana seperti gambar di atas, bisa memancing rasa penasaran dan ketertarikan pengunjung. Dari sana, pengunjung bisa coba mencari tahu produk finansial apa saja yang sesuai dengan kategori dan bunga yang diharapkan.
Tak hanya untuk orang awam saja bahkan. Adanya form ini di landing page juga jadi kemudahan bagi pegiat reksa dana. Tinggal masukkan jenis reksa dana, kategori, persentase bunga yang diinginkan, serta jangka waktu investasi. Lalu, Anda bisa dapatkan daftar produk finansial apa saja yang Anda pertimbangkan untuk beli.
Elemen yang bisa ditiru contoh landing page Bareksa:
- Penggunaan slider untuk membuat beberapa info berbeda.
- Terdapat form sederhana untuk mencari produk reksa dana.
Opsi A/B Testing:
- Jumlah slider dalam landing page terlalu banyak. Perlu dikurangi.
- Ada slider yang memuat terlalu banyak URL. Hal macam ini perlu dikurangi karena membuat pengunjung tidak fokus.
Apa yang Membuat Landing Page Menarik?
Anda sudah lihat contoh-contoh landing page menarik. Tapi masih bingung caranya menerapkannya ke dalam website Anda sendiri?
Tak perlu khawatir.
Di bagian ini, kami akan mengupas resep di balik sebuah landing page yang ciamik. Berbekal penjelasan ini, Anda bisa buat landing page unik versi Anda sendiri. Pun, tak usah menjiplak format landing page kompetitor.
Pada prinsipnya, ada dua elemen utama dalam setiap landing page. Pertama, yaitu copywriting. Lalu yang kedua ialah desain. Penjelasan lengkap mengenai keduanya bisa Anda temukan di bawah ini.
1. Copywriting
Copywriting kalau diterjemahkan berarti menulis copy atau kalimat promosi pada iklan. Sekilas ini terdengar gampang. Toh, siapa sih yang tak bisa menulis?
Namun, jangan salah sangka. Sebuah copy yang apik tak bisa sembarangan dibuat.
Setidaknya ada empat hal yang menandakan sebuah copy berkualitas:
Mengerti kondisi psikologis pelanggan
Anda tak perlu memiliki latar pendidikan psikologi untuk tahu benar kondisi pelanggan. Minimal, copy yang Anda buat bisa menyesuaikan diri dengan karakter dan mood calon pelanggan. Ketika Anda memahami betul kedua hal tersebut, akan sangat mudah menggait pelanggan. Tak cuma itu saja, pemahaman soal kondisi psikologis juga akan membantu Anda merancang strategi marketing yang lebih lengkap.
Peka pada kebutuhan pelanggan
Sebuah copy tak melulu bicara soal produk atau layanan bisnis. Copy yang apik justru bicara soal keresahan dan kebutuhan pelanggan. Sebab, terus terang saja, calon pelanggan tak peduli dengan produk atau layanan yang Anda tawarkan. Sebaliknya, calon pelanggan hanya peduli pada kebutuhan pribadinya. Itu mengapa Anda perlu peka pada apa yang mereka butuhkan. Baru setelah pelanggan merasa kebutuhannya didengar, ia akan menaruh perhatian pada bisnis Anda.
Personal
Copy yang berkualitas tak bicara dengan kerumunan atau sekelompok orang. Kalau ada copy yang seperti itu, apa coba bedanya dengan lembar pengumuman? Itu mengapa sebuah materi promosi selalu fokus bicara pada satu jenis audiens. Bahkan, copy yang ideal seolah bicara hanya pada satu orang saja. Semakin dekat dan personal, semakin berefek sebuah materi promosi pada audiensnya.
Luwes
Anda boleh jadi fans berat Ivan Lanin. Tapi kalau sudah menyoal advertising, kendorkan sedikit standar perfeksionisme tata bahasa Anda. Toh, tak ada yang suka membaca copy sejenis teks undang-undang. Ya, kan? Sebagai gantinya, pakailah bahasa secara luwes. Itu berarti mudah dipahami, mudah diucapkan, dan natural laiknya percakapan sehari-hari.
Baiklah. Itu tadi empat prinsip yang perlu dipegang dalam membuat copy.
Namun, jangan senang dulu.
Mengetahui keempat prinsip di atas tak otomatis membuat Anda jago copywriting. (Hehe, maaf). Anda masih harus menerapkan keempat prinsip itu ke dalam formula copywriting: Attention, Interest, Desire, dan Action (AIDA).
Formula Copywriting
Sekilas formula ini mirip dengan customer journey. Customer journey menjelaskan keseluruhan proses dari perkenalan produk hingga transaksi. Mirip halnya dengan AIDA yang menjelaskan proses perkenalan produk hingga aksi pelanggan mencari tahu soal produk bisnis.
Berikut penjabaran lebih lanjut soal formula copywriting AIDA.
Attention / Perhatian
Konon, pengunjung web hanya butuh 8 detik untuk membentuk impresi pada sebuah landing page. Singkat sekali, ya?
Maka dari itu, Anda membutuhkan hal yang benar-benar bisa menarik perhatian calon pelanggan. Ini bisa dilakukan dengan membuat headline atau judul yang menarik, gambar yang apik dan high resolution, serta kalimat keterangan yang mendukung.
Interest / Minat
Setelah berhasil mendapat perhatian calon pelanggan, tunjukkan bahwa Anda betul-betul tahu apa yang mereka butuhkan. Untuk itu, Anda bisa menyajikan statistik, fakta, atau studi kasus soal masalah yang dihadapi calon pelanggan.
Di sisi lain, bisa juga paparkan realita vs ekspektasi terkait problem. Cara ini bisa jadi cara menawarkan solusi secara halus pada audiens bisnis Anda.
Desire / Keinginan
Katakanlah, audiens Anda sudah menaruh perhatian dan tahu kalau Anda bisa memahami masalahnya. Kini, mereka betul-betul mendengarkan apa yang Anda katakan.
Di titik inilah, Anda bisa jelaskan soal produk atau layanan bisnis. Tapi jangan sekadar sebutkan fitur dan kelebihan produk ya.
Anda perlu pintar-pintar mengubah info macam ini ke format manfaat. Apa manfaat yang didapatkan calon pelanggan ketika menggunakan produk Anda?
Itulah hal yang ingin calon pelanggan tahu. Itu pula lah informasi yang harusnya Anda berikan.
Action / Aksi
Anda sudah melakukan pendekatan ke calon pelanggan. Tentunya, Anda punya ekspektasi agar mereka melakukan aksi yang diinginkan. Entah itu sekedar memberikan data diri untuk dijadikan lead. Apa malah melakukan pembelian produk atau layanan.
Untuk memastikan audiens melakukan hal yang Anda inginkan, tambahkan tombol aksi (Call to Action / CTA) dalam landing page. Buat tombol CTA sesuai dengan prinsip copywriting yang sudah dijelaskan.
Artinya, kalau bisa, jangan sekedar buat tombol CTA semacam: Daftar, Beli, Klik Di Sini, Download, Daftar, dan sebagainya. Cobalah sedikit kreatif dengan copy CTA yang Anda buat. Nantinya, Anda bisa mendapat jumlah lead dan conversion yang berbeda.
Begitulah cara membuat copy yang ciamik. Coba ingat-ingat dan terapkan kesemua ini ke setiap copy bisnis.
Sebab, copy apik betul-betul bisa efektif menggait pelanggan. Meskipun desain landing page sederhana saja, copy yang bagus bisa mengomunikasikan maksud Anda dengan tepat.
Inilah yang tak bisa didapatkan ketika desain sudah estetis tapi copy payah.
2. Desain
Copy memang penting dalam landing page. Namun, akan lebih baik lagi jika Anda juga memperhatikan desain landing page. Desain akan membuat landing page lebih menarik. Besar kemungkinan juga, landing page mendatangkan lead dan conversion.
Supaya Anda bisa membuat landing page yang estetis, berikut beberapa hal yang bisa diingat dan diterapkan:
Desain Minimalis
Less is more. Begitu juga halnya dengan desain.
Desain minimalis membantu Anda menyampaikan pesan secara fokus. Maka dari itu, gunakan elemen visual seperlunya. Jangan tumpuk atau kombinasikan terlalu banyak visual dalam satu desain.
Berikan desain white space, font dengan ukuran yang cukup besar, serta call to action yang jelas.
Foto atau Ilustrasi Visual
Menambahkan ilustrasi visual adalah cara termudah membuat landing page menarik. Pastikan saja ilustrasi yang ditambahkan sesuai. Baik sesuai dengan segmen bisnis, begitu juga dengan keseluruhan tema desain itu sendiri.
Baca juga: Pentingnya Memilih Foto untuk Desain Website
Jika bisa, tambahkan ilustrasi yang membuat ekspresi manusia. Konon, tipikal ilustrasi macam ini lebih diminati oleh pengunjung web. Lebih baik lagi kalau Anda bisa wujudkan ilustrasi dalam bentuk video.
Testimoni dan Penghargaan
Testimoni merupakan cara klasik untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan pada usaha Anda. Jadi, sebisa mungkin, tambahkan testimoni atau review pelanggan ke dalam halaman landing page.
Selain testimoni, Anda bisa juga pasang sertifikat penghargaan atau badge di landing page. Secara visual, cara ini lebih simpel dan estetis. Toh, hasil akhir tak ada bedanya: meningkatkan kepercayaan pelanggan.
Mobile-friendly
Ini barangkali sudah jadi common sense. Tapi, tak ada salahnya untuk sekadar mengingatkan. Begitu?
Lebih dari separuh pengguna mengakses internet via ponsel. Makanya, sangat penting untuk membuat landing page mobile friendly. Siapa juga yang mau kehilangan separuh potensi lead dan conversion? Pastinya bukan Anda.
Kesesuaian Konten
Konten landing page harus sama dengan konten yang Anda iklankan di Google Ads. Bicara soal kepraktisan, konten yang sesuai memudahkan Anda mendesain landing page. Dengan begitu, Anda tak perlu bekerja dua kali atau lebih.
Kesesuaian konten juga akan menyelamatkan reputasi Anda di mata pelanggan. Anda takkan dicap sebagai pemberi harapan palsu karena promosi yang tidak konsisten.
Siap Buat Landing Page Anda Sendiri?
Anda sudah tengok 8 contoh landing page menarik dari berbagai ecommerce dan startup. Tak cuma itu saja, Anda juga mendapatkan secuil ilmu soal copywriting dan desain. Jadi, harusnya Anda sudah siap untuk membuat landing page web sendiri.
Supaya mudah, Anda bisa gunakan salah satu dari banyak page builder di pasaran. Elementor dan Mailchimp adalah salah dua pilihan yang bisa Anda pertimbangkan. Keduanya intuitif dan begitu mudah digunakan.
The post 7+ Contoh Landing Page Menarik untuk Website Anda appeared first on Niagahoster Blog.